Beranda | Artikel
Ubah Kebiasaan untuk Menjadi Muslim Produktif
Senin, 24 Juli 2023

Aktivitas masyarakat dalam bidang agama menjadi sebuah alat untuk menunjang kehidupan di dalam masyarakat. Titik tekan sisi apatisme, yakni kurangnya kepedulian dan sikap curiga menjadi sebuah hambatan di dalam kontributor dalam menjalankan tugas dan peran kongkrit sebagai seorang muslim yang produktif.

Sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, Islam tidak hanya mengatur manusia tentang bagaimana cara beribadah dan berhubungan dengan sesama. Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan manusia untuk bisa melewati waktu demi waktu agar bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Sehingga dengan hal tersebut, Islam mengajarkan seorang muslim untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah, baik dalam hal akhirat dan ibadah muamalah.

Dengan adanya kehidupan di tengah masyarakat yang sibuk dan semakin padat ini, kadang kala membuat kebanyakan manusia lupa akan tujuan dan esensi penciptaan dirinya, yakni menjadi khalifah dan beribadah kepada-Nya. Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai seorang muslim yang bukan hanya baik dalam mengerjakan akhirat, namun mampu menjalankan peran kehidupan yang baik dan benar, yakni:

Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah

Hal utama dan pertama yang semestinya seorang muslim lakukan, yakni dengan memohon rida dan pertolongan Allah Ta’ala untuk diberikan keberkahan dalam setiap aktivitas kita dan tentunya petunjuk serta kekuatan dalam melaksanakan segala perintah-Nya, baik melalui doa ataupun bentuk ikhtiar yang maksimal. Salah satu doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu untuk dibaca setiap selesai melaksanakan salat, adalah:

اللھمَّ أَعِنِّي على ذكرِكَ وشُكْرِكَ ، و حُسْنِ عِبادَتِكَ

Ya Allah, bantulah aku untuk berzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik.” (Lihat Kitab Shahih Al-Adabul Mufrad, hal. 533)

Selain itu, sebagai seorang muslim, kita juga diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha) untuk memohon agar diberikan ilmu yang bermanfaat, rezeki yang berkah, halal dan baik, serta amalan yang diterima. Hal tersebut bisa kita amalkan melalui doa:

اللَّھمَّ إنَّي أسألَكَُ عِلمًا نافعًا، ورِزْقًا طیِّبًا، وعمَلًا مُتقَبَّلًا

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (dan halal -pen.), dan amalan yang diterima.” (Lihat Kitab Nata’ij Al-Afkar karya Ibnu Hajar Al-Atsqalani. 2: 411)

Merencanakan dan menuliskan aktivitas harian dengan hal-hal yang bermanfaat

Berdasarkan hadis tentang doa yang dimohonkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah di atas, yakni ilmu, rezeki, dan amalan saleh, hendaknya kita senantiasa menyibukkan diri dalam hal kebaikan dan ketiga aktivitas mulia tersebut. Seperti halnya kita merencanakan dengan perencanaan yang matang dan detail mengenai aktivitas harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan dalam hal mencapai sebuah target dan tujuan yang ingin dicapai.

Allah Ta’ala berfirman,

یٰٓاَیُّھَا الَّذِیْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا ﷲَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لغَِدٍۚ وَاتَّقُوا ﷲَ اِۗنَّ ﷲَ خَبِیْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Dalil di atas menunjukkan kepada kita sebuah makna yang indah dan makna yang mulia tentang perintah kepada orang-orang beriman untuk bersiap menghadapi masa depan (akhirat). Oleh karena itu, dalam rangka menuju suatu tujuan mulia dan agung tersebut, kita hendaknya bersiap diri dalam mempersiapkan dan merencanakan dengan hal baik, mulai dari hal-hal yang kecil agar menjadi sebuah kebiasaan sehingga menjadi hal besar dalam ruang lingkup aktivitas menuntut ilmu, mencari rezeki, dan beramal saleh.

Hal tersebut dapat kita implementasikan dalam kehidupan setiap hari, seperti ketika bangun pagi sebelum subuh, untuk melaksanakan salat lail (salat malam) dilanjutkan salat Subuh lengkap dengan ibadah sunah lainnya, seperti zikir dan membaca Al-Qur’an, melaksanakan salat Fajar dan Duha. Hal ini menjadi tekad yang kuat dalam membuat suatu kebiasaan (habit) dalam mem-planing proses tujuan hidup kita untuk memudahkan menjalankan semua aktivitas yang akan kita lakukan. Tidak terlepas agenda sederhana dan hal yang perlu dilakukan seorang muslim yang produktif, seperti halnya zikir pagi/petang, membaca buku atau tulisan yang bermanfaat, menulis, bekerja, beribadah, mengikuti kajian, berolahraga hingga hal sederhana, seperti memperhatikan apa yang kita makan dan kebersihan diri.

Semoga yang sedikit ini menjadi hal yang bermafaat dan menjadi amal yang mampu menghantarkan kita menjadi muslim produktif. Amin.

Baca juga: Menjaga Produktifitas Seorang Muslim

***

Penulis: Kiki Dwi Setiabudi S.Sos.


Artikel asli: https://muslim.or.id/86326-menjadi-muslim-produktif.html